Keamanan
Jaringan
Pengertian Kemanan Jaringan
Satu hal yang perlu diingat bahwa tidak ada
jaringan yang anti sadap atau tidak ada jaringan komputer yang benar-benar
aman. Sifat dari jaringan adalah melakukan komunikasi. Setiap komunikasi dapat
jatuh ke tangan orang lain dan disalahgunakan. Sistem keamanan membantu
mengamankan jaringan tanpa menghalangi penggunaannya dan menempatkan antisipasi
ketika jaringan berhasil ditembus. Selain itu, pastikan bahwa user dalam
jaringan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keamanan dan pastikan bahwa
mereka menerima dan memahami rencana keamanan yang Anda buat. Jika mereka tidak
memahami hal tersebut, maka mereka akan menciptakan lubang (hole) keamanan pada
jaringan Anda.
Ada
dua elemen utama pembentuk keamanan jaringan :
Tembok pengamanan (Firewall), baik secara fisik
maupun maya, yang ditaruh diantara piranti dan layanan jaringan yang digunakan
dan orang-orang yang akan berbuat jahat.
Rencana
pengamanan, yang akan diimplementasikan bersama dengan user lainnya, untuk
menjaga agar sistem tidak bisa ditembus dari luar.
Manfaat Keamanan Jaringan
1.
Untuk melindungi asset perusahaan
Tidak
hanya melindungi perangkatkeras dan lunak milik perusahaan saja tetapi yang
terpenting adalah melindungi informasi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Karena informasi adalah asset terpenting yang dimiliki oleh setiap perusahaan.
2.
Meningkatkan keuntungan kompetitif
Mengembangkan
dan memelihara keamanan jaringan pada suatu perusahaan membantu perusahaan
tersebut dalam menjaga dan meningkatkan reputasi perusahaan tersebut dalam
persaingan yang semakin ketat. Keamanan jaringan menjadi sangat penting dalam
layanan finansial lewat internet maupun eCommerce. Dengan semakin amannya
perlindungan terhadap layanan jaringan akan meningkatkan kepercayaan konsumen
pada perusahaan tersebut. Contoh: apa jadinya bila nasabah bank mengetahui
betapa buruknya tingkat keamanan dari layanan ebanking bank tersebut. Nasabah
akan pindah ke bank lain yang tingkat keamanan ebanking-nya lebih baik dari
bank tersebut. Contoh nyata bank BHS.
3.
Untuk mendukung kinerja perusahaan dalam melayani
nasabah
Apa
jadinya bila layanan jaringan tiba-tiba macet. Kinerja karyawan menjadi
terganggu dalam melayani nasabah. Nasabah menjadi gelisah karena betapa lamanya
layanan yang bisa diberikan oleh perusahaan tersebut.
4.
Melindungi pekerjaan kita
Bila
layanan baik, nasabah puas, kinerja perusahaan akan berfungsi baik dan jumlah
nasabah meningkat. Tetapi sebaliknya bila kinerja buruk, nasabah akan lari dan
pindah ke perusahaan lain. Perusahaan akan semakin merugi dan akhirnya PHK akan
dilakukan perusahaan tersebut pada karyawannya.
Dasar Keamanan Jaringan
1. Prevention (Perlindungan)
Dasar
dari the Security Trinity adalah prevention (perlindungan). Untuk dapat
mengukur tingkat keamanan dibutuhkan cara mengukur perlindungan terhadap
eksploitasi celah keamanan (vulnerability) yang berhasil ditemukan melalui
detection dan response.
2. Detection (Deteksi)
Untuk
menerapkan perlindungan yang akan dilakukan dibutuhkan prosedur cara mendeteksi
adanya permasalahan yang potensial pada sisi keamanan. Semakin cepat suatu
masalah bisa dideteksi maka akan semakin cepat pula cara memperbaiki dan
membersihkan permasalahan yang berhasil ditemukan.
3. Response (Tanggapan)
Setiap
organisasi/perusahaan membutuhkan suatu rencana pengembangan terhadap sistem
keamanan seperti apa yang harus dilakukan bila timbul suatu masalah, siapa yang
harus bertanggungjawab bila masalah itu timbul. Singkatnya bagaimana response
jika terjadi suatu masalah terhadap jaringan, response yang tentunya dapat
mengatasi masalah tersebut.
Aspek/Segi-Segi Keamanan
Jaringan
Segi-segi keamanan
didefinisikan dari kelima point ini.
a.
Privasi/Confidentiality
(Kerahasiaan) Mensyaratkan bahwa informasi (data) hanya bisa diakses oleh
pihak yang memiliki wewenang. Bahwa informasi tidak di umbar atau dibocorkan
kepada subject yang tidak seharusnya berhak terhadap informasi tersebut, atau
lazim disebut tidak authorize.
b.
Integrity (Integritas) Mensyaratkan bahwa
informasi hanya dapat diubah oleh pihak yang memiliki wewenang. Bahwa informasi
tetap orisinil, tidak diragukan keasliannya, tidak dimodifikasi dalam
perjalanan nya dari sumber menuju penerimanya.
c.
Availability (Ketersediaan) Mensyaratkan bahwa
informasi tersedia untuk pihak yang memiliki wewenang ketika dibutuhkan. User
yang mempunyai hak akses atau authorized users diberi akses tepat waktu dan
tidak terkendala apapun.
d.
Authentication Mensyaratkan bahwa pengirim
suatu informasi dapat diidentifikasi dengan benar dan ada jaminan bahwa
identitas yang didapat tidak palsu.
e.
Nonrepudiation Mensyaratkan bahwa baik
pengirim maupun penerima informasi tidak dapat menyangkal pengiriman dan
penerimaan pesan.
f.
Access Control : aspek ini berhubungan dnegan
cara pengatuarna akses kepada informasi. Hal ini biasanya berhubungan dengan
klasifikasi data (public, private, confidential, top secret) dan user (guest,
admin, top manager, dsb), mekanisme authentication dan juga privacy.
Konsep 4R
Konsep pengaturan 4R berikut ini adalah cara paling
efisien untuk memelihara dan mengontrol nilai informasi. 4R keamanan informasi
adalah Right Information (Informasi yang benar), Right People (Orang yang
tepat), Right Time (Waktu yang tepat) dan Right Form (Bentuk yang
tepat).
Ø Right Information mengacu
pada ketepatan dan kelengkapan informasi, yang menjaminintegritas
informasi.
Ø Right People berarti
informasi tersedia hanya bagi individu yang berhak, yang menjaminkerahasiaan.
Ø Right Time mengacu
pada aksesibilitas informasi dan penggunaannya atas permintaanentitas
yang berhak. Ini menjamin ketersediaan.
Ø Right Form mengacu pada
penyediaan informasi dalam format yang tepat.
Piramida Metodologi
Kemananan
Berikut ini adalah piramida metodologi keamanan.
Secara singkat pada piramida di bawah ini telah tergambar unsur-unsur apa saja
yang dibutuhkan dalam membangun sebuah sistem keamanan secara utuh.
Pihak-pihak
yang terlibat:
Ø Administrator System
(SysAdmin), Network Admin, stakeholder
Ø Phreaker : orang
yang mengetahui sistem telekomunikasi dan memanfaatkan
kelemahan system pengamanan telepon tersebut
Ø Hacker : orang
yang mempelajari sistem yang biasanya sukar
dimengerti untuk kemudian mengelolanya dan men-share hasil ujicoba
yang dilakukannya. Hacker tidak merusak system.
Ø Craker : orang yang
mempelajari sistem dengan maksud jahat – Muncul karena sifat dasar manusia
(salah satunya merusak).
Ancaman Jaringan Komputer
Dilihat Dari Bentuknya:
Fisik (physical)
Ø Pencurian perangkat keras
komputer atau perangkat jaringan.
Ø Bencana alam (banjir,
kebakaran, dll).
Ø Kerusakan pada komputer dan
perangkat komunikasi jaringan.
Ø Wiretapping Man the
Middle Attack Aktif/Pasif
Ø Wardriving Man the
Middle Attack Aktif/Pasif
Logik (logical)
Ø Kerusakan pada sistem
operasi atau aplikasi
Ø Virus
Ø Sniffing, dan lain-lain.
Ancaman Keamanan Jaringan
Serangan (gangguan)
terhadap keamanan dapat dikategorikan dalam empat kategori utama :
a.
Interruption
Suatu
aset dari suatu sistem diserang sehingga menjadi tidak tersedia atau tidak
dapat dipakai oleh yang berwenang. Contohnya adalah perusakan/modifikasi
terhadap piranti keras atau saluran jaringan.
b.
Interception
Suatu
pihak yang tidak berwenang mendapatkan akses pada suatu aset. Pihak yang
dimaksud bisa berupa orang, program, atau sistem yang lain. Contohnya adalah
penyadapan terhadap data dalam suatu jaringan.
c.
Modification
Suatu
pihak yang tidak berwenang dapat melakukan perubahan terhadap suatu aset.
Contohnya adalah perubahan nilai pada file data, modifikasi program sehingga
berjalan dengan tidak semestinya, dan modifikasi pesan yang sedang
ditransmisikan dalam jaringan.
d.
Fabrication
Suatu
pihak yang tidak berwenang menyisipkan objek palsu ke dalam sistem. Contohnya
adalah pengiriman pesan palsu kepada orang lain.
Ada beberapa prinsip yang
perlu dihindari dalam menangani masalah keamanan :
Ø diam dan semua akan baik-baik
saja
Ø sembunyi dan mereka tidak
akan dapat menemukan anda
Ø teknologi yang digunakan
kompleks/rumit, artinya aman
Serangan Dalam Jaringan
Probe
Atau
yang biasa disebut probing adalah suatu usaha untuk mengakses sistem atau
mendapatkan informasi tentang sistem. Contoh sederhana dari probing adalah
percobaan log in ke suatu account yang tidak digunakan. Probing dapat
dianalogikan dengan menguji kenop-kenop pintu untuk mencari pintu yang tidak
dikunci sehingga dapat masuk dengan mudah. Probing tidak begitu berbahaya bagi
sistem jaringan kita namun biasanya diikuti oleh tindakan lain yang lebih
membahayakan keamanan.
Brute Force and Dictionary
Serangan
ini adalah upaya masuk ke dalam jaringan dengan menyerang database password
atau menyerang login prompt yang sedang active. Serangan masuk paksa ini adalah
suatu upaya untuk menemukan password dari account user dengan cara yang
sistematis mencoba berbagai kombinasi angka, huruf, atau symbol. Sementara
serangan dengan menggunakan metoda kamus password adalah upaya menemukan
password dengan mencoba berbagai kemungkinan password yang biasa dipakai user
secara umum dengan menggunakan daftar atau kamus password yang sudah
di-definisikan sebelumnya.
Untuk
mengatasi serangan keamanan jaringan dari jenis ini anda seharusnya mempunyai
suatu policy tentang pemakaian password yang kuat diantaranya untuk tidak
memakai password yang dekat dengan kita missal nama, nama anak, tanggal lahir
dan sebagainya. Semakin panjang suatu password dan kombinasinya semakin sulit untuk
diketemukan. Akan tetapi dengan waktu yang cukup, semua password dapat
diketemukan dengan metoda brute force ini.
Serangan Man-in-the-middle
Serangan
keamanan jaringan Man-in-the-middle (serangan pembajakan) terjadi saat user
perusak dapat memposisikan diantara dua titik link komunikasi.
Dengan
jalan mengkopy atau menyusup traffic antara dua party, hal ini pada dasarnya
merupakan serangan penyusup.
Para
penyerang memposisikan dirinya dalam garis komunikasi dimana dia bertindak
sebagai proxy atau mekanisme store-and-forwad (simpan dan lepaskan).
Para
penyerang ini tidak tampak pada kedua sisi link komunikasi ini dan bisa
mengubah isi dan arah traffic. Dengan cara ini para penyerang bisa menangkap
logon credensial atau data sensitive ataupun mampu mengubah isi pesan dari
kedua titik komunikasi ini.
Spamming
Spam
yang umum dijabarkan sebagai email yang tak diundang ini, newsgroup, atau pesan
diskusi forum. Spam bisa merupakan iklan dari vendor atau bisa berisi kuda
Trojan. Spam pada umumnya bukan merupakan serangan keamanan jaringan akan
tetapi hampir mirip DoS.
Malicious Code
Malicious
code bisa berupa virus, trojan atau worm, biasanya berupa kode instruksi yang
akan memberatkan sistem sehingga performansi sistem menurun. Cara
mengantisipasinya bisa dilihat pada 6 contoh berikut :
1. berikan kesadaran pada user
tentang ancaman virus.
2. gunakan program anti virus
yang baik pada workstation, server dan gateway internet (jika punya).
3. ajarkan dan latih user cara
menggunakan program anti virus
4. sebagai admin sebaiknya
selalu mengupdate program anti-virus dan database virus
5. Biasakan para user untuk
TIDAK membuka file attachment email atau file apapun dari floppy sebelum 110 %
yakin atau tidak attachment/file tsb “bersih”.
6. Pastikan kebijakan kemanan
anda up to date.
Sniffer
Sniffer
adalah sebuah device penyadapan komunikasi jaringan komputer dengan
memanfaatkan mode premicious pada ethernet. Karena jaringan komunikasi komputer
terdiri dari data biner acak maka sniffer ini biasanya memiliki penganalisis
protokol sehingga data biner acak dapat dipecahkan. Fungsi sniffer bagi
pengelola bisa untuk pemeliharaan jaringan, bagi orang luar bisa untuk menjebol
sistem.
Cara
paling mudah untuk mengantisipasi Sniffer adalah menggunakan aplikasi yang
secure, misal : ssh, ssl, secureftp dan lain-lain.
Scanner
Layanan
jaringan (network service) yang berbeda berjalan pada port yang berbeda juga.
Tiap layanan jaringan berjalan pada alamat jaringan tertentu (mis.
167.205.48.130) dan mendengarkan (listening) pada satu atau lebih port (antara
0 hingga 65535). Keduanya membentuk apa yang dinamakan socket address yang
mengidentifikasikan secara unik suatu layanan dalam jaringan. Port 0 hingga
1023 yang paling umum dipergunakan didefinisikan sebagai well-known
number dalam konvensi UNIX dan dideskripsikan dalam RFC 1700.
Port
Scanner merupakan program yang didesain untuk menemukan layanan (service) apa
saja yang dijalankan pada host jaringan. Untuk mendapatkan akses ke host,
cracker harus mengetahui titik-titik kelemahan yang ada. Sebagai contoh,
apabila cracker sudah mengetahui bahwa host menjalankan proses ftp server, ia
dapat menggunakan kelemahan-kelemahan yang ada pada ftp server untuk
mendapatkan akses. Dari bagian ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
layanan yang tidak benar-benar diperlukan sebaiknya dihilangkan untuk
memperkecil resiko keamanan yang mungkin terjadi.
Mirip
dengan port scanner pada bagian sebelumnya, network scanner memberikan
informasi mengenai sasaran yang dituju, misalnya saja sistem operasi yang
dipergunakan, layanan jaringan yang aktif, jenis mesin yang terhubung ke
network, serta konfigurasi jaringan. Terkadang, network scanner juga
mengintegrasikan port scanner dalam aplikasinya. Tool ini berguna untuk mencari
informasi mengenai target sebanyak mungkin sebelum melakukan serangan yang
sebenarnya. Dengan mengetahui kondisi dan konfigurasi jaringan, seseorang akan
lebih mudah masuk dan merusak sistem.
Contoh scanner : Nmap, Netcat, NetScan Tools
Pro 2000, SuperScan
Spoofing
Spoofing
(penyamaran) biasa dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab untuk
menggunakan fasilitas dan resource sistem. Spoofing adalah teknik melakukan
penyamaran sehingga terdeteksi sebagai identitas yang bukan sebenarnya, misal :
menyamar sebagai IP tertentu, nama komputer bahkan e-mail address tertentu.
Antisipasinya dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi firewall.
Denial of Service
Denial
of Service (DoS) merupakan serangan dimana suatu pihak mengekploitasi aspek
dari suite Internet Protocol untuk menghalangi akses pihak yang berhak atas
informasi atau sistem yang diserang. Hole yang memungkinkan DoS berada dalam
kategori C, yang berada dalam prioritas rendah. Serangan ini biasanya
didasarkan pada sistem operasi yang dipergunakan. Artinya, hole ini berada di
dalam bagian jaringan dari sistem operasi itu sendiri. Ketika hole macam ini
muncul, hole ini harus diperbaiki oleh pemilik software tersebut atau di-patch
oleh vendor yang mengeluarkan sistem operasi tersebut. Contoh dari serangan ini
adalah TCP SYN dimana permintaan koneksi jaringan dikirimkan ke server dalam
jumlah yang sangat besar. Akibatnya server dibanjiri permintaan koneksi dan
menjadi lambat atau bahkan tidak dapat dicapai sama sekali. Hole ini terdapat
nyaris di semua sistem operasi yang menjalankan TCP/IP untuk berkomunikasi di
internet. Hal ini tampaknya menjadi masalah yang terdapat di dalam desain suite
TCP/IP, dan merupakan sesuatu yang tidak mudah diselesaikan.
Dalam
serangan DoS, sesorang dapat melakukan sesuatu yang mengganggu kinerja dan
operasi jaringan atau server. Akibat dari serangan ini adalah lambatnya server
atau jaringan dalam merespons, atau bahkan bisa menyebabkan crash. Serangan DoS
mengganggu user yang sah untuk mendapatkan layanan yang sah, namun tidak
memungkinkan cracker masuk ke dalam sistem jaringan yang ada. Namun, serangan
semacam ini terhadap server yang menangani kegiatan e-commerce akan dapat
berakibat kerugian dalam bentuk finansial.
Hacker Vs Cracker
Banyak dari Kita yang salah pengertian tentang
Hacker, seringkali masyarakat awam menganggap bahwa istilah hacker dan cracker
adalah sama. Konotasinya hampir selalu negatif dan jahat. Padahal, ada diantara
hacker yang berjasa besar karena menyelamatkan atau memperingatkan suatu sistem
di Internet, sehingga si pemilik menyadari kelemahannya. Berikut ini adalah
pengertian hacker dan cracker:
1.
Hacker
Sebutan
untuk orang atau sekelompok orang yang memberikan sumbangan bermanfaat untuk
dunia jaringan dan system operasi, membuat program bantuan untuk dunia jaringan
dan komputer.Hacker juga bisa di kategorikan perkerjaan yang dilakukan untuk
mencari kelemahan suatu system dan memberikan ide atau pendapat yang bisa
memperbaiki kelemahan system yang di temukannya.
2.
Cracker
Sebutan
untuk orang yang mencari kelemahan system dan memasukinya untuk kepentingan
pribadi dan mencari keuntungan dari system yang di masuki seperti: pencurian
data, penghapusan, dan banyak yang lainnya.
Hacker :
Mempunyai
kemampuan menganalisa kelemahan suatu sistem atau situs. Sebagai contoh : jika
seorang hacker mencoba menguji suatu situs dipastikan isi situs tersebut tak
akan berantakan dan mengganggu yang lain. Biasanya hacker melaporkan kejadian
ini untuk diperbaiki menjadi sempurna. Bahkan seorang hacker akan memberikan
masukan dan saran yang bisa memperbaiki kebobolan system yang ia masuki.
Ø Hacker mempunyai etika
serta kreatif dalam merancang suatu program yang berguna bagi siapa saja.
Ø Seorang Hacker tidak pelit
membagi ilmunya kepada orang-orang yang serius atas nama ilmu pengetahuan dan
kebaikan.
Ø Seorang hacker akan selalu
memperdalam ilmunya dan memperbanyak pemahaman tentang sistem operasi.
Cracker :
Mampu
membuat suatu program bagi kepentingan dirinya sendiri dan bersifat destruktif
atau merusak dan menjadikannya suatu keuntungan. Sebagia contoh : Virus, Pencurian
Kartu Kredit, Kode Warez, Pembobolan Rekening Bank, Pencurian Password
E-mail/Web Server.
Ø Bisa berdiri sendiri atau
berkelompok dalam bertindak.
Ø Mempunyai website atau
channel dalam IRC yang tersembunyi, hanya orang-orang tertentu yang bisa mengaksesnya.
Ø Mempunyai IP address yang
tidak bisa dilacak.
Kasus
yang paling sering ialah Carding yaitu Pencurian Kartu Kredit, kemudian
pembobolan situs dan mengubah segala isinya menjadi berantakan. Sebagai contoh
: Yahoo! pernah mengalami kejadian seperti ini sehingga tidak bisa diakses
dalam waktu yang lama, kasus klikBCA.com yang paling hangat dibicarakan
beberapa waktu yang lalu.
Ada beberapa jenis kegiatan hacking, diantaranya
adalah:
1. Social Hacking, yang
perlu diketahui : informasi tentang system apa yang dipergunakan oleh server,
siapa pemilik server, siapa Admin yang mengelola server, koneksi yang
dipergunakan jenis apa lalu bagaimana server itu tersambung internet,
mempergunakan koneksi siapa lalu informasi apa saja yang disediakan oleh server
tersebut, apakah server tersebut juga tersambung dengan LAN di sebuah
organisasi dan informasi lainnya.
2. Technical Hacking,
merupakan tindakan teknis untuk melakukan penyusupan ke dalam system, baik
dengan alat bantu (tool) atau dengan mempergunakan fasilitas system itu sendiri
yang dipergunakan untuk menyerang kelemahan (lubang keamanan) yang terdapat
dalam system atau service. Inti dari kegiatan ini adalah mendapatkan akses
penuh kedalam system dengan cara apapun dan bagaimana pun.
3. Jadi dapat diambil
kesimpulannya bahwa Hacker yang ‘baik’ adalah orang yang mengetahui apa yang
dilakukannya, menyadari seluruh akibat dari apa yang dilakukannya, dan
bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Sementara hacker yang ‘jahat’
atau biasa disebut cracker adalah orang yang tahu apa yang dikerjakannya,
tetapi seringkali tidak menyadari akibat dari perbuatannya. Dan ia tidak mau
bertanggung jawab atas apa yang telah diketahui dan dilakukannya itu. Karena
hacker adalah orang yang tahu dalam ketahuannya, di dunia hackers tentu saja
ada etika yang mesti dipenuhi dan dipatuhi bersama. Lebih jauh lagi tentang
Cracker, Cracker adalah seseorang yang berusaha untuk menembus sistem komputer
orang lain atau menerobos sistem keamanan komputer orang lain untuk mengeruk
keuntungan atau melakukan tindak kejahatan.
1.
Enkripsi Untuk Keamanan Data Pada Jaringan
Salah
satu hal yang penting dalam komunikasi menggunakan computer untuk menjamin
kerahasian data adalah enkripsi. Enkripsi dalah sebuah proses yang melakukan
perubahan sebuah kode dari yang bisa dimengerti menjadi sebuah kode yang tidak
bisa dimengerti (tidak terbaca). Enkripsi dapat diartikan sebagai kode atau
chiper. Sebuah sistem pengkodean menggunakan suatu table atau kamus yang telah
didefinisikan untuk mengganti kata dari informasi atau yang merupakan bagian
dari informasi yang dikirim. Sebuah chiper menggunakan suatu algoritma yang
dapat mengkodekan semua aliran data (stream) bit dari sebuah pesan menjadi
cryptogram yang tidak dimengerti (unitelligible). Karena teknik cipher merupakan
suatu sistem yang telah siap untuk di automasi, maka teknik ini digunakan dalam
sistem keamanan komputer dan network.
Pada
bagian selanjutnya kita akan membahas berbagai macam teknik enkripsi yang biasa
digunakan dalam sistem sekuriti dari sistem komputer dan network.
A. Enkripsi Konvensional.
Proses enkripsi ini dapat digambarkan sebagai
berikut :
Plain
teks -> Algoritma Enkripsi -> Cipher teks ->Algoritma Dekrispsi ->
Plain teks User A || User B |———————-Kunci (Key) ——————–|
Informasi
asal yang dapat di mengerti di simbolkan oleh Plain teks, yang kemudian oleh
algoritma Enkripsi diterjemahkan menjadi informasi yang tidak dapat untuk
dimengerti yang disimbolkan dengan cipher teks. Proses enkripsi terdiri dari
dua yaitu algoritma dan kunci. Kunci biasanya merupakan suatu string bit yang
pendek yang mengontrol algoritma. Algoritma enkripsi akan menghasilkan hasil
yang berbeda tergantung pada kunci yang digunakan. Mengubah kunci dari enkripsi
akan mengubah output dari algortima enkripsi.
Sekali
cipher teks telah dihasilkan, kemudian ditransmisikan. Pada bagian penerima
selanjutnya cipher teks yang diterima diubah kembali ke plain teks dengan
algoritma dan dan kunci yang sama. Keamanan dari enkripsi konvensional
bergantung pada beberapa faktor. Pertama algoritma enkripsi harus cukup kuat
sehingga menjadikan sangat sulit untuk mendekripsi cipher teks dengan dasar
cipher teks tersebut. Lebih jauh dari itu keamanan dari algoritma enkripsi
konvensional bergantung pada kerahasian dari kuncinya bukan algoritmanya. Yaitu
dengan asumsi bahwa adalah sangat tidak praktis untuk mendekripsikan informasi
dengan dasar cipher teks dan pengetahuan tentang algoritma diskripsi /
enkripsi. Atau dengan kata lain, kita tidak perlu menjaga kerahasiaan dari
algoritma tetapi cukup dengan kerahasiaan kuncinya.
Manfaat
dari konvensional enkripsi algoritma adalah kemudahan dalam penggunaan secara
luas. Dengan kenyataan bahwa algoritma ini tidak perlu dijaga kerahasiaannya
dengan maksud bahwa pembuat dapat dan mampu membuat suatu implementasi dalam
bentuk chip dengan harga yang murah. Chips ini dapat tersedia secara luas dan
disediakan pula untuk beberapa jenis produk. Dengan penggunaan dari enkripsi
konvensional, prinsip keamanan adalah menjadi menjaga keamanan dari kunci.
Model
enkripsi yang digunakan secara luas adalah model yang didasarkan pada data
encrytion standard (DES), yang diambil oleh Biro standart nasional US pada
tahun 1977. Untuk DES data di enkripsi dalam 64 bit block dengan menggunakan 56
bit kunci. Dengan menggunakan kunci ini, 64 data input diubah dengan suatu
urutan dari metode menjadi 64 bit output. Proses yang yang sama dengan kunci
yang sama digunakan untuk mengubah kembali enkripsi.
B. Enkripsi Public-Key
Salah
satu yang menjadi kesulitan utama dari enkripsi konvensional adalah perlunya
untuk mendistribusikan kunci yang digunakan dalam keadaan aman. Sebuah cara
yang tepat telah diketemukan untuk mengatasi kelemahan ini dengan suatu model
enkripsi yang secara mengejutkan tidak memerlukan sebuah kunci untuk didistribusikan.
Metode ini dikenal dengan nama enkripsi public-key dan pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1976.
Plain
teks -> Algoritma Enkripsi -> Cipher teks -> Algoritma Dekrispsi ->
Plain teks User A || User B Private Key B —-|———————-Kunci (Key) ——————-
Algoritma
tersebut seperti yang digambarkan pada gambar diatas. Untuk enkripsi
konvensional, kunci yang digunakan pada prosen enkripsi dan dekripsi adalah
sama. Tetapi ini bukanlah kondisi sesungguhnya yang diperlukan. Namun adalah
dimungkinkan untuk membangun suatu algoritma yang menggunakan satu kunci untuk
enkripsi dan pasangannya, kunci yang berbeda, untuk dekripsi. Lebih jauh lagi
adalah mungkin untuk menciptakan suatu algoritma yang mana pengetahuan tentang
algoritma enkripsi ditambah kunci enkripsi tidak cukup untuk menentukan kunci
dekrispi. Sehingga teknik berikut ini akan dapat dilakukan :
Ø Masing – masing dari sistem
dalam network akan menciptakan sepasang kunci yang digunakan untuk enkripsi dan
dekripsi dari informasi yang diterima.
Ø Masing – masing dari sistem
akan menerbitkan kunci enkripsinya ( public key ) dengan memasang dalam
register umum atau file, sedang pasangannya tetap dijaga sebagai kunci pribadi
( private key ).
Ø Jika A ingin mengisim pesan
kepada B, maka A akan mengenkripsi pesannya dengan kunci publik dari B.
Ø Ketika B menerima pesan
dari A maka B akan menggunakan kunci privatenya untuk mendeskripsi pesan dari
A.
Seperti
yang kita lihat, public-key memecahkan masalah pendistribusian karena tidak
diperlukan suatu kunci untuk didistribusikan. Semua partisipan mempunyai akses
ke kunci publik ( public key ) dan kunci pribadi dihasilkan secara lokal oleh
setiap partisipan sehingga tidak perlu untuk didistribusikan. Selama sistem
mengontrol masing – masing private key dengan baik maka komunikasi menjadi
komunikasi yang aman. Setiap sistem mengubah private key pasangannya public key
akan menggantikan public key yang lama. Yang menjadi kelemahan dari metode
enkripsi publik key adalah jika dibandingkan dengan metode enkripsi
konvensional algoritma enkripsi ini mempunyai algoritma yang lebih komplek.
Sehingga untuk perbandingan ukuran dan harga dari hardware, metode publik key
akan menghasilkan performance yang lebih rendah.
Tabel berikut ini akan
memperlihatkan berbagai aspek penting dari enkripsi konvensional dan public
key.
Enkripsi Konvensional
Ø Yang dibutuhkan untuk
bekerja :
1. Algoritma yang sama dengan
kunci yang sama dapat digunakan untuk proses dekripsi – enkripsi.
2. Pengirim dan penerima harus
membagi algoritma dan kunci yang sama.
Ø Yang dibutuhkan untuk
keamanan :
1. Kunci harus dirahasiakan.
2. Adalah tidak mungkin atau
sangat tidak praktis untuk menerjemahkan informasi yang telah dienkripsi.
3. Pengetahuan tentang
algoritma dan sample dari kata yang terenkripsi tidak mencukupi untu menentukan
kunc.
Enkripsi Public Key
Ø Yang dibutuhkan untuk
bekerja :
1. Algoritma yang digunakan
untuk enkripsi dan dekripsi dengan sepasang kunci, satu untuk enkripsi satu
untuk dekripsi.
2. Pengirim dan penerima harus
mempunyai sepasang kunci yang cocok.
3. Yang dibutuhkan untuk
keamanan :
4. Salah satu dari kunci harus
dirahasiakan.
5. Adalah tidak mungkin atau
sangat tidak praktis untuk menerjemahkan informasi yang telah dienkripsi.
6. Pengetahuan tentang
algoritma dan sample dari kata yang terenkripsi tidak mencukupi untu menentukan
kunci.
Firewall
Keamanan
adalah hal yang penting dalam segala hal. Selayaknya sebuah rumah memiliki
pagar, server kita pun membutuhkan ‘pagar’. Apalagi server selalu terhubung
dengan internet. Isu keamanan sangat penting untuk melindungi server dan data
yang tersimpan di dalamnya. ‘Pagar’ tersebut bernama “firewall” atau “Tembok
Api”.
Firewall
merupakan suatu cara atau mekanisme yang diterapkan baik terhadap hardware,
software ataupun sistem itu sendiri dengan tujuan untuk melindungi, baik dengan
menyaring, membatasi atau bahkan menolak suatu atau semua hubungan/kegiatan
suatu segmen pada jaringan pribadi dengan jaringan luar yang bukan merupakan
ruang lingkupnya. Segmen tersebut dapat merupakan sebuah workstation, server,
router, atau local area network (LAN) anda.
Karakteristik Firewall
Berikut ini adalah
karakteristik dari sebuah firewall:
1.
Seluruh hubungan/kegiatan dari dalam ke luar, harus
melewati firewall. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memblok/membatasi baik
secara fisik semua akses terhadap jaringan lokal, kecuali melewati firewall.
Banyak sekali bentuk jaringan yang memungkinkan agar konfigurasi ini terwujud.
2.
Hanya kegiatan yang terdaftar/dikenal yang dapat
melewati/melakukan hubungan, hal ini dapat dilakukan dengan mengatur policy
pada konfigurasi keamanan lokal. Banyak sekali jenis firewall yang dapat
dipilih sekaligus berbagai jenis policy yang ditawarkan.
3.
Firewall itu sendiri haruslah kebal atau relatif
kuat terhadap serangan/kelemahan. hal ini berarti penggunaan sistem yang dapat
dipercaya dan dengan sistem yang relatif aman.
Fungsi Dasar Firewall
1.
Ketika traffic sampai di firewall, maka firewall
akan memutuskan traffic mana yagn diizinkan dan mana yang tidak diizinkan,
didasarkan pada aturan yang telah didefinisikan sebelumnya. Adapun fungsi dasar
firewall adaalah sebagai berikut:
2.
Mengatur dan mengontrol lalu lintas jaringan
3.
Melakukan autetifikasi terhadap akses
4.
Melindungi sumber daya dalam jaringan privat
5.
Mencatat semua kejadian, dan melaporkan kepada
administrator.
Proses-proses pada firewall
1.
Pada firewall terjadi beberapa proses yang
memungkinkannya melindungi jaringan. Ada tiga macam. Proses yang terjadi
pada firewall, yaitu:
2.
Modifikasi header paket, digunakan untuk
memodifikasi kualitas layanan bit paket TCP sebelum mengalami proses routing.
3.
Translasi alamat jaringan, translasi yang terjadi
dapat berupa translasi satu ke satu(one to one), yaitu satu alamat IP privat
dipetakan kesatu alamat IP publik atau translasi banyak kesatu (many to
one) yaitu beberapa alamat IP privat dipetakan kesatu alamat publik.
4.
Filter paket, digunakan untuk menentukan nasib
paket apakah dapat diteruskan atau tidak.
Jenis-jenis Firewall
Ada beberapa jenis
firewall, antara lain sebagai berikut:
1. Software Firewall
Software
Firewall adalah program yang berjalan pada background komputer. Software ini
mengevaluasi setiap request dari jaringan dan menentukan apakah request itu
valid atau tidak.
Kelebihan yang dimiliki
software firewall:
1. Harganya murah.
2. Mudah dikonfigurasi.
Kekurangan software
firewall:
1. Memakan sumber daya dari
komputer (CPU, memory, ruang disk) sehingga dapat menyebabkan inkompatibilitas
pada sistem operasi.
2. Terdapat versi yang berbeda
untuk sistem operasi yang berbeda, jadi harus dipastikan bahwa software
firewall yang diinstall adalah versi yang sesuai dengan sistem operasi Anda.
3. Dibutuhkan beberapa copy
yang berbeda untuk tiap sistem dalam jaringan Anda.
2. Hardware Firewall
Hardware
firewall adalah firewall yang dipasang pada komputer, yang menghubungkan
komputer dengan modem.
Kelebihan hardware
firewall:
1. Menyediakan perlindungan
yang lebih banyak dibandingkan dengan software firewall. Sebuah hardware
firewall dapat melindungi keseluruhan jaringan.
2. Hardware firewall
beroperasi secara independen terhadap sistem operasi dan aplikasi perangkat
lunak sehingga kinerja sistem tidak akan terganggu.
3. Kekurangan hardware
firewall:
4. Cenderung lebih mahal dari
software firewall. Namun, jika Anda memiliki beberapa mesin yang harus
dilindungi akan lebih murah untuk membeli satu hardware firewall dibandingkan
membeli beberapa copy dari sebuah software firewall.
5. Karena tidak berjalan
independen, konfigurasi hardware firewall cukup sulit.
Jenis firewall secara
konseptual
Ada 2 yaitu:
1.
Personal Firewall
Didesain
untuk melindungi komputer yang terhubung ke jaringan dari akses yang tidak
dikehendaki. Firewall jenis ini akhir-akhir ini berkembang menjadi sebuah
kumpulan program yang bertujuan untuk mengamankan komputer secara total, dengan
ditambahkannya fitur pengamanan tambahan semacam perangkat proteksi terhadap
virus, antispy, anti spam, dll. Bahkan beberapa produk firewall lainnya
dilengkapi dengan fungsi pendeteksian gangguan jaringan. Contoh firewall jenis
ini adalah Microsoft Windows Firewall, Symante Norton Personal Firewall,
Kerio Personal Firewall dan lain-lain. personal firewall secara umum hanya
memiliki dua fitur utama yaitu Packet Filter Firewall dan Stateful Firewall.
2.
Network Firewall
Didesain
untuk melindungi jaringan secara keseluruhan dari berbagai serangan. Umumnya
dijumpai dalam dua bentuk, yaitu sebuah perangkat terdedikasi atau sebuah
perangkat lunak yang diinstalasikan dalam sebuah server. Contoh firewall ini
adalah Microsoft Internet Security and Acceleration Server (ISA Server), Cisco
PIX, Cisco ASA, iptables dalam system operasi GNU/Linux, pf dalam keluarga
system operasi Unix BSD. Network firewall ini secara umum memiliki beberapa
fitur utama yaitu apa yang dimiliki oleh personal firewall (packet filter
firewall dan stateful firewall), Circuit Level Gateway, Application Level
Gateway, dan juga NAT Firewall. Firewall ini umumnya bersifat transparan(tidak
terlihat) dari pengguna dan menggunakan teknologi routing untuk menentukan
packet mana yang diizinkan dan packet mana yang ditolak.
Teknologi Firewall
a. Packet Filtering Gateway
(Router, Cisco IOS, dll.) ->Stateless
a. Application Level Gateway /
Proxy-based (NAI Gauntled, Axent Raptor, dll.)
b. Circuit Level Gateway
c. Statefull Multi Layer
Inspection Firewall (Checkpoint FW-1, PIX, dll.)
b. Packet Filtering Firewall
Dalam
packet filtering firewall, firewall menguji lima karakteristik dari sebuah
paket,yaitu:
1) Alamat IP sumber
2) Port sumber
3) Alamat IP tujuan Port
tujuan
4) Protokol IP (TCP atau UDP)
5) Berdasarkan aturan yang
telah dikonfigurasikan ke dalam firewall, paket akan di izinkan untuk lewat
atau ditolak. Jika firewall menolak paket, maka firewall akan mengirimkan pesan
ke pengirim untuk memberi tahu bahwa paketnya telah ditolak. Routers adalah
bentuk yang paling umum dari metode packet filtering firewall ini.
c. Circuit Level Gateway
Circuit
Level gateway memonitor TCP handshaking antar paket dari klien atau server yang
dipercaya ke host yang tidak dipercaya dan sebaliknya, untuk mengetahui apakah
session yang diminta itu sah. Dalam menyaring paket dengan menggunakan cara
ini, circuit level gateway bergantung kepada data yang terkandung pada header
paket. Untuk menentukan apakah session yang diminta itu sah,
circuit level gateway menggunakan proses sebagai
berikut:
a. Client yang dipercaya
meminta sebuah servis Gateway menerima servis tersebut dengan asumsi bahwa
client memenuhi criteria dasar penyaringan
b. Gateway membuka sebuah
koneksi ke host yang tidak dipercaya
c. Gateway memonitor TCP
handshaking yang terjadi
d. Request session dinyatakan
sah hanya pada kondisi tertentu pada session
e. Setelah gateway menyatakan
sah, gateway akan membangun sebuah koneksi.
f. Dari sini, circuit level
gateway tinggal menyalin dan meneruskan paket tanpa
g. melakukan penyaringan
kembali.
h. Gateway memiliki sebuah
tabel yang mencatat koneksi yang sedang terbangun, yang akan mengizinkan data
untuk diteruskan jika informasi sessionnya berada dalam tabel. Ketika session
selesai, gateway akan menghilangkan informasi tersebut pada tabel.
d. Application Level Gateway
Application-level
gateway (gateway yang bekerja pada layer aplikasi pada layer-layer OSI) dapat
menangani proses store-and-forward- terhadap lalu lintas jaringan. Application
level gateway deprogram untuk mengerti lalu lintas pada layer 7 model OSI,
sehingga application level gateway ini menyediakan control terhadap akses pada level
user dan level protocol aplikasi. Lebih jauh lagi, application-level gateway
ini dapat digunakan untuk mengelola secara cerdas semua penggunaan aplikasi.
Kemampuan untuk melakukan log dan control terhadap semua lalu lintas yang
keluar atau masuk adalah salah satu kelebihan utama dari application-level
gateway. Gateway tersebut memiliki sistem keamanan tambahan di dalamnya yang
dibangun sesuai dengan kebutuhan.
Untuk
tiap aplikasi yang di relay, application level gateay menggunakan kode khusus.
Karena kode khusus inilah application-level gateway menyediakan level keamanan
yang tinggi, Untuk tiap jenis aplikasi yang ditambahkan ke jaringan (dan
membutuhkan proteksi), maka dibutuhkan kode khusus yang baru untuk aplikasi
tersebut. Sehingga, kebanyakan application level gateway menyediakan suatu
subset yang terbatas untuk aplikasi-apliaksi dan servis-servis dasar.
e. Statefull
Packet-filter-Based Firewalls
Model
firewall ini merupakan penggabungan dari ketiga firewall sebelumnya. Firewall
jenis ini akan bekerja pada lapisan Aplikasi,
Transport dan Internet. Dengan penggabungan ketiga
model firewall yaitu Packet Filtering Gateway, Application Layer Gateway dan
Circuit Level Gateway, mungkin dapat dikatakan firewall
jenis ini merupakan firewall yang, memberikan fitur terbanyak
dan memeberikan tingkat keamanan yang paling tinggi.
f. Konfigurasi Firewall
Ada
beberapa konfigurasi firewall, sebagai berikut:
1) Screened Host Firewall
system (single-homed bastion)
Pada
konfigurasi ini, fungsi firewall akan dilakukan oleh packet filtering router
dan bastion host¹). Router ini dikonfigurasikan sedemikian rupa sehingga untuk
semua arus data dari Internet, hanya paket IP yang menuju bastion host yang
diijinkan. Sedangkan untuk arus data (traffic) dari jaringan internal, hanya
paket IP dari bastion host yang diijinkan untuk keluar.
Konfigurasi
ini mendukung fleksibilitas dalam akses internet secara langsung, sebagai
contoh apabila terdapat web server pada jaringan ini maka dapat
dikonfigurasikan agar web server dapat diakses langsung dari internet. Bastion
host8 melakukan fungsi authentikasi dan fungsi sebagai proxy. Konfigurasi ini
memberikan tingkat keamanan yang lebih baik daripada packet-filtering router
atau application-level gateway secara terpisah.
2) Screened Host Firewall
system (Dual-homed bastion)
Pada
konfigurasi ini, secara fisik akan terdapat patahan/celah dalam jaringan.
Kelebihannya dibanding konfigurasi pertama, adapun untuk server-server yang
memerlukan direct access (akses dengan adanya dua jalur yang memisahkan secara
fisik maka akan lebih meningkatkan keamanan langsung) maka dapat diletakkan di
tempat/segment yang langsung berhubungan dengan internet. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara menggunakan 2 buah NIC (network interface card) pada
bastion host.
3) Screened subnet firewall
Ini
merupakan konfigurasi yang paling tinggi tingkat keamanannya. Karena pada
konfigurasi ini digunakan 2 buah packet filtering router, salah satunya
terletak di 8Bastion Host adalah sistem/bagian yang dianggap tempat terkuat dalam
sistem keamanan jaringan oleh administrator atau dapat disebut bagian terdepan
yang dianggap paling kuat dalam menahan serangan, sehingga menjadi bagian
terpenting dalam pengamanan jaringan, biasanya merupakan komponen firewall atau
bagian terluar sistem publik. Umumnya bastion host akan menggunakan sistem
operasi yang dapat menangani semua kebutuhan (misal, Unix, linux, NT). antara
internet dan bastion host, sedangkan sisanya terletak di antara bastian host
dan jaringan lokal. Konfigurasi ini membentuk subnet yang terisolasi.
Adapun
kelebihannya adalah :
Terdapat
3 lapisan/tingkat pertahanan terhadap penyusup/intruder .
Router
luar hanya melayani hubungan antara internet dan bastion host sehingga jaringan
lokal menjadi tak terlihat (invisible)
Jaringan
lokal tidak dapat mengkonstuksi routing langsung ke internet, atau dengan kata
lain, internet menjadi invisible (bukan berarti tidak bisa melakukan koneksi
internet).
Aplikasi
pengendalian jaringan dengan menggunakan firewall dapat diimplementasikan dengan
menerapkan sejumlah aturan (chains) pada topologi yang sudah ada. Dalam hal
pengendalian jaringan dengan menggunakan iptables, ada dua hal yang harus
diperhatikan yaitu:
Koneksi
paket yang menerapkan firewall yang digunakan.
Konsep
firewall yang diterapkan.
Dengan
dua hal ini diharapkan iptables sebagai aturan yang mendefinisikan firewall
dapat mengenali apakah koneksi yang terjadi berupa koneksi baru ( NEW) ,
koneksi yang telah ada (ESTABLISH ), koneksi yang memiliki relasi dengan
koneksi lainnya ( RELATED ) atau koneksi yang tidak valid ( INVALID ). Keempat
macam koneksi itulah yang membuat IPTables disebut Statefull Protocol .
Koneksi
Paket
Koneksi
paket yang dalam proses pengirimannya dari pengirim kepada penerima harus
melalui aturan firewall, dapat dikelompokan kepada tiga kelompok koneksi, yaitu
:
Koneksi
TCP
Koneksi
IP
Koneksi
UDP
1. Koneksi
TCP
Sebuah
koneksi TCP dikenal sebagai koneksi yang bersifat Connection Oriented
yang berarti sebelum melakukan pengiriman data, mesin-mesin tersebut akan
melalui 3 langkah cara berhubungan ( 3-way handshake ).
2. Koneksi
IP
Sebuah
frame yang diidentifikasi menggunakan kelompok protokol Internet (IP) harus
melalui aturan firewall yang didefinisikan menggunakan protokol IP sebelum
paket tersebut mendapat jawaban koneksi dari tujuan paket tersebut. Salah satu
paket yang merupakan kelompok protokol IP adalah ICMP, yang sering digunakan
sebagai aplikasi pengujian koneksi ( link ) antar host.
3. Koneksi
UDP
Berbeda
dengan koneksi TCP, koneksi UDP (Gambar 11.11) bersifat connectionless. Sebuah
mesin yang mengirimkan paket UDP tidak akan mendeteksi kesalahan terhadap
pengiriman paket tersebut. Paket UDP tidak akan mengirimkan kembali paket-paket
yang mengalami error. Model pengiriman paket ini akan lebih efisien pada
koneksi broadcasting atau multicasting.
Untuk
membangun sebuah firewall, yang harus kita ketahui pertama-tama adalah
bagaimana sebuah paket diproses oleh firewall, apakah paket-paket yang masuk
akan di buang (DROP) atau diterima (ACCEPT), atau paket tersebut akan
diteruskan (FORWARD) ke jaringan yang lain. Salah satu tool yang banyak
digunakan untuk keperluan proses pada firewall adalah iptables. Program
iptables adalah program administratif untuk Filter Paket dan NAT (Network
Address Translation). Untuk menjalankan fungsinya, iptables dilengkapi dengan
tabel mangle, nat dan filter.
NAT
(SNAT dan DNAT) NAT (SNAT dan DNAT)
Salah
satu kelebihan IPTABLES adalah untuk dapat memfungsikan komputer kita menjadi
gateway menuju internet. Teknisnya membutuhkan tabel lain pada IPTABLES selain
ketiga tabel diatas, yaitu tabel NAT SNAT digunakan untuk mengubah alamat IP
pengirim (source IP address). Biasanya SNAT berguna untuk menjadikan komputer
sebagai gateway menuju ke internet. Misalnya komputer kita menggunakan alamat
IP 192.168.0.1. IP tersebut adalah IP lokal. SNAT akan mengubah IP lokal
tersebut menjadi IP publik, misalnya 202.51.226.35. Begitu juga sebaliknya,
bila komputer lokal kita bisa di akses dari internet maka DNAT yang akan
digunakan. Mangle pada IPTABLES banyak digunakan untuk menandai (marking)
paket-paket untuk di gunakan di proses-proses selanjutnya. Mangle paling banyak
di gunakan untuk bandwidth limiting atau pengaturan bandwidth. Fitur lain dari
mangle adalah kemampuan untuk mengubah nilai Time to Live (TTL) pada paket dan
TOS ( type of service ).
Membangun
Firewall
Ada
beberapa langkah yang dilakukan dalam membangun sebuah firewall. Caranya adalah
dengan melakukan tahapan sebagai berikut:
ü
Mengidentifikasi bentuk jaringan yang dimiliki
ü
Mengetahui bentuk jaringan yang dimiliki khususnya topologi yang digunakan
serta protokol jaringan, akan memudahkan dalam mendesain sebuah firewall
ü
Menentukan Policy atau kebijakan Penentuan kebijakan atau policy merupakan hal
yang harus dilakukan. Baik atau buruknya sebuah firewall yang dibangun sangat
ditentukan oleh policy/kebijakan yang diterapkan. Diantaranya adalah sebagai
berikut:
Menentukan
apa saja yang perlu dilayani. Artinya, apa saja yang akan dikenai policy atau
kebijakan yang akan kita buat
Menentukan
individu atau kelompok-kelompok yang akan dikenakan policy atau kebijakan
tersebut
Menentukan
layanan-layanan yang dibutuhkan oleh setiap individu atau kelompok yang
menggunakan jaringan
Berdasarkan
setiap layanan yang digunakan oleh individu atau kelompok tersebut akan
ditentukan bagaimana konfigurasi terbaik yang akan membuatnya semakin aman
Menerapkankan
semua policy atau kebijakan tersebut
ü
Menyiapkan Software atau Hardware yang akan digunakan
Baik
itu sistem operasi yang mendukung atau perangkat lunak khusus pendukung
firewall
seperti ipchains, atau iptables pada linux, dsb. Serta konfigurasi hardware
yang
akan mendukung firewall tersebut. Sistem operasi yang dapat mendukung firewall
antara lain adalah sebagai berikut:
Debian
Ubuntu
Windows
XP
FreeBSD
5.2
Fedora
9.0
ü
Melakukan test konfigurasi
Pengujian
terhadap firewall yang telah selesai dibangun haruslah dilakukan, terutama
untuk mengetahui hasil yang akan kita dapatkan, caranya dapat menggunakan tools
yang biasa dilakukan untuk mengaudit seperti nmap.
Contoh
konfigurasi Firewall di Linux (Ubuntu dan Debian)
Block
Port
ü
Block port dari interface tertentu
iptables
–A INPUT –i eth0 -p tcp –dport 22 –j DROP
ü
Block port dari ip atau subnet tertentu
iptables
–A INPUT –s 192.168.1.2 –p tcp –dport 22 –j DROP
Atau
untuk suatu Subnet
iptables
–A INPUT –s 192.168.1.1/24 –p tcp -–dport 22 –j DROP
ü
Pengecualian sebuah ip yang boleh mengakses suatu port. (selain ip yang
tertulis port tersebut diblock)
iptables
–A INPUT –i eth0 –s ! 192.168.1.2 –p tcp –dport 22 –j DROP
ü
Block port berdasarkan waktu
iptables
–A INPUT –p tcp –dport 22 –m time –timestart 16:00 –timestop 18:00 –j DROP
Block
Ip
ü
Block ip dari interface tertentu
iptables
–A INPUT –s 192.168.1.2 -i eth0 -j DROP
ü
Block range ip
iptables
-A INPUT -m iprange –src-range 192.168.1.3-192.168.1.254 -j DROP
ü
Pengecualian sebuah ip yang boleh melakukan akses, selain ip tersebut tidak
diijinkan
iptables
-A INPUT -i eth0 -s ! 192.168.1.2 -j DROP
ü
Block range ip berdasarkan waktu
iptables
-A INPUT -m iprange –src-range 192.168.1.3-192.168.1.254 -m time –timestart
16:00 –timestop 18:00 -j DROP
Block
Mac Address
ü
Block mac tertentu
iptables
-A INPUT -m mac –mac-source 00:50:56:c0:00:08 -j DROP
ü
Block mac berdasarkan waktu
iptables
-A INPUT -m mac –mac-source 00:00:00:00:00:00 -m time –timestart 16:00
–timestop 18:00 -j DROP
Mac
Address da nip Filter
Satu
komputer hanya bisa melakukan koneksi dengan menggunakan satu ip yang telah
ditentukan. Jika komputer tersebut mengganti ipnya maka komputer tersebut tidak
akan dapat melakukan koneksi.
iptables
-A INPUT -m mac –mac-source 00:15:4e:30:2c:41 -s ! 192.168.1.78 -j REJECT
iptables
-A FORWARD -m mac –mac-source 00:15:4e:30:2c:41 -s ! 192.168.1.78 -j
REJECT
Atau
iptables
-I FORWARD -i eth1 -s ! 192.168.1.5 -m mac –mac-source 00:89:CD:64:01:EF -j
DROP
iptables
-I PREROUTING -t nat -s ! 192.168.1.5 -m mac –mac-source 00:89:CD:64:01:EF -j
DROP
Mengidentifikasi
Pengendalian
Jaringan
yang Diperlukan
Risk
Management Model Lawrie Brown dalam bukunya menyarankan menggunakan “Risk
Management Model” untuk menghadapi ancaman (managing threats). Ada tiga
komponen yang memberikan kontribusi kepada Risk, yaitu Asset, Vulnerabilities,
dan threats. Untuk menanggulangi resiko (Risk) tersebut dilakukan apa yang
disebut “countermeasures” yang dapat berupa:
ü
usaha untuk mengurangi Threat
ü
usaha untuk mengurangi Vulnerability
ü
usaha untuk mengurangi impak (impact)
ü
mendeteksi kejadian yang tidak bersahabat (hostile event)
ü
kembali (recover) dari kejadian
Analisis
SWOT
Analisis
SWOT (singkatan bahasa Inggris dari strengths (kekuatan), weaknesses
(kelemahan), opportunities (kesempatan), dan threats (ancaman) adalah metode
perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman dalam suatu keadaan tertentu. Dalam tinjauan keamanan
jaringan, analisis SWOT mencoba memetakan keadaan yang ingin dicapai yaitu
terciptanya keamanan informasi dan keamanan jaringan, dan mengidentifikasikan
faktor internal dan faktor eksternalyang membantu dan yang membahayakan
tercapainya keamanan jaringan dan keamanan informasi.
Teknik
ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas
Stanfordpada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari
perusahaan-perusahaan Fortune 500.
Setelah
memetakan dan mengenali faktor-faktor tersebut, maka diperlukan usaha untuk
meningkatkan strengths (kekuatan), mengurangi dan menutupi weaknesses
(kelemahan), memanfaatkan opportunities (kesempatan), dan juga usaha untuk
mengurangi dan mengantisipasi Threats (ancaman).
Port
Dalam protokol jaringan TCP/IP, sebuah port adalah mekanisme
yang mengizinkan sebuah komputer untuk mendukung beberapa sesi koneksi dengan
komputer lainnya dan program di dalam jaringan. Port dapat mengidentifikasikan
aplikasi dan layanan yang menggunakan koneksi di dalam jaringan TCP/IP.
Sehingga, port juga mengidentifikasikan sebuah proses tertentu di mana sebuah
server dapat memberikan sebuah layanan kepada klien atau bagaimana sebuah klien
dapat mengakses sebuah layanan yang ada dalam server. Port dapat dikenali
dengan angka 16-bit (dua byte) yang disebut dengan Port Number dan
diklasifikasikan dengan jenis protokol transport apa yang digunakan, ke dalam
Port TCP dan Port UDP. Karena memiliki angka 16-bit, maka total maksimum jumlah
port untuk setiap protokol transport yang digunakan adalah 216 = 65536 buah.
Dilihat dari penomorannya, port UDP dan TCP dibagi menjadi tiga jenis, yakni
sebagai berikut:
ü Well-known Port: yang pada awalnya berkisar antara 0
hingga 255 tapi kemudian diperlebar untuk mendukung antara 0 hingga 1023. Port
number yang termasuk ke dalam well-known port, selalu merepresentasikan layanan
jaringan yang sama, dan ditetapkan oleh Internet Assigned Number Authority
(IANA). Beberapa di antara port-port yang berada di dalam range Well-known port
masih belum ditetapkan dan direservasikan untukdi gunakan oleh layanan yang
bakal ada di masa depan. Well-known port didefinisikan dalam RFC 1060.
ü Registered Port: Port-port yang digunakan oleh
vendor-vendor komputer atau jaringanyang berbeda untuk mendukung aplikasi dan
sistem operasi yang mereka buat. Registered port juga diketahui dan didaftarkan
oleh IANA tapi tidak dialokasikan secara permanen, sehingga vendor lainnya
dapat menggunakan port number yang sama. Range registered port berkisar dari
1024 hingga 49151 dan beberapa port di antaranya adalah Dynamically Assigned
Port. Dynamically Assigned Port: merupakan port-port yang ditetapkan oleh
sistem operasi atau aplikasi yang digunakan untuk melayani request dari
pengguna sesuai dengan kebutuhan. Dynamically Assigned Port berkisar dari 1024
hingga 65536 dan dapat digunakan atau dilepaskan sesuai kebutuhan.
Mendesain
Sistem Keamanan Jaringan
Metode
Keamanan Jaringan
Dalam
merencanakan suatu keamanan jaringan, ada beberapa metode yang dapat
ditetapkan, metode-metode tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pembatasan
akses pada suatu jaringan
Ada
beberapa konsep dalam pembatasan akses jaringan, yakni sebagai berikut :
ü
Internal Password Authentication: Password local untuk login ke sistem harus
merupakan password yang baik serta dijaga dengan baik. Pengguaan aplikasi
shadow password akan sangat membantu.
ü
Server Based password authentication: Termasuk dalam metoda ini misalnya sistem
Kerberos server, TCP-wrapper, dimana setiap service yang disediakan oleh server
tertentu dibatasi dengan suatu daftar host dan user yang boleh dan tidak boleh
menggunakan service tersebut
ü
Server-based token authentication : Metoda ini menggunakan authentication
system yang lebih ketat, yaitu dengan penggunaan token / smart card, sehingga
untuk akses tertentu hanya bisa dilakukan oleh login tertentu dengan
menggunakan token khusus.
ü
Firewall dan Routing Control : Firewall melindungi host-host pada sebuah
network dari berbagai serangan. Dengan adanya firewall, semua paket ke sistem
di belakang firewall dari jaringan luar tidak dapat dilakukan langsung. Semua
hubungan harus dilakukan dengan mesin firewall
Menggunakan
Metode dan mekanisme tertentu
ü
Enkripsi : Salah satu cara pembatasan akses adalah dengan enkripsi. Proses
enkripsi meng-encode data dalam bentuk yang hanya dapat dibaca oleh sistem yang
mempunyai kunci untuk membaca data. Proses enkripsi dapat dengan menggunakan
software atau hardware. Hasil enkripsi disebut cipher. Cipher kemudian
didekripsi dengan device dan kunci yang sama tipenya (sama hardware/softwarenya,
sama kuncinya). Dalam jaringan, system enkripsi harus sama antara dua host yang
berkomunikasi. Jadi diperlukan control terhadap kedua sistem yang
berkomunikasi. Biasanya enkripsi digunakan untuk suatu sistem yang seluruhnya
dikontrol oleh satu otoritas
ü
Terminologi Kriptografi : Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan seni
untuk menjaga pesan agar aman. (Cryptography is the art and science of keeping
messages secure. [40]) “Crypto” berarti “secret” (rahasia) dan “graphy” berarti
“writing” (tulisan) [3]. Para pelaku atau praktisi kriptografi disebut
cryptographers. Sebuah algoritma kriptografik (cryptographic algorithm),
disebut cipher, merupakan persamaan matematik yang digunakan untuk proses
enkripsi dan dekripsi. Biasanya kedua persamaan matematik (untuk nkripsi dan
dekripsi) tersebut memiliki hubungan matematis yang cukup erat.
ü
Terminologi Enskripsi – Dekripsi : Proses yang dilakukan untuk mengamankan
sebuah pesan (yang disebut plaintext) menjadi pesan yang tersembunyi (disebut
ciphertext) adalah enkripsi (encryption). Ciphertext adalah pesan yang sudah
tidak dapat dibaca dengan mudah. Menurut ISO 7498-2, terminologi yang lebih
tepat digunakan adalah “encipher”. Proses sebaliknya, untuk mengubah ciphertext
menjadi plaintext, disebut dekripsi (decryption). Menurut ISO 7498-2,
terminologi yang lebih tepat untuk proses ini adalah “decipher”.
ü
Digital Signature : digunakan untuk menyediakan authentication, perlindungan,
integritas, dan non-repudiation
ü
Algoritma Checksum/Hash : Digunakan untuk menyediakan perlindungan integritas,
dan dapat menyediakan authentication. Satu atau lebih mekanisme dikombinasikan
untuk menyediakan security service
Pemonitoran
terjadwal terhadap jaringan
Dengan
adanya pemantauan yang teratur, maka penggunaan sistem oleh yang tidak berhak
dapat dihindari/cepat diketahui. Untuk mendeteksi aktifitas yang tidak normal,
maka perlu diketahui aktifitas yang normal. Proses apa saja yang berjalan pada
saat aktifitas normal. Siapa saja yang biasanya login pada saat tersebut. Siapa
saja yang biasanya login diluar jam kerja. Bila terjadi keganjilan, maka perlu
segera diperiksa. Bila hal-hal yang mencurigakan terjadi, maka perlu dijaga
kemungkinan adanya intruder.
Metodologi
keamanan informasi bertujuan untuk meminimalisasi kerusakan dan memelihara
keberlangsungan bisnis dengan memerhatikan semua kemungkinan kelemahan dan
ancaman terhadap aset informasi. Untuk menjamin keberlangsungan bisnis,
metodologi keamanan informasi berusaha memastikan kerahasiaan, integritas dan
ketersediaan asset informasi internal. Hal ini termasuk penerapan metode dan
kontrol manajemen risiko. Pada dasarnya, yang dibutuhkan adalah rencana yang
bagus dan meliputi aspek administratif, fisik, serta teknis dari keamanan
informasi.
Beberapa
Langkah dalam perancangan Sistem dengan memperhatikan aspek Keamanan Jaringan :
Menentukan
topologi jaringan yang akan digunakan.
Menentukan
kebijakan atau policy .
Menentukan
aplikasi – aplikasi atau servis-servis apa saja yang akan berjalan.
Menentukan
pengguna-pengguna mana saja yang akan dikenakan oleh satu atau lebih aturan
firewall.
Menerapkan
kebijakan, aturan, dan prosedur dalam implementasi firewall.
Sosialisasi
kebijakan, aturan, dan prosedur yang sudah diterapkan.
Arsitektur
sistem IDS
Intrusion
Detection System (IDS) pada implementasi tugas akhir ini tediri dari komponen
komponen / modul :
1.
Sensor modul
2.
Analyzer modul
3.
Database system
Arsitektur
sistem IDS
Sensor
berfungsi untuk mengambil data dari jaringan. Sensor merupakan bagian dari
sistem deteksi dini dari IDS. Untuk itu digunakan suatu program yang berfungsi
sebagai intrusion detector dengan kemampuan packet logging dan analisis traffik
yang realtime.
Analyzer
berfungsi untuk analisa paket yang lewat pada jaringan. Informasi dari analyzer
yang akan menjadi input bagi sistem lainnya. Salah satu perangkat lunak yang
sering digunakan pada IDS adalah snort, karena snort mempunyai kemampuan
menjadi sensor dan analyzer serta sesuai untuk diterapkan pada rancangan sistem
keamanan. Arsitektur Sistem AIRIDS Automatic Interactive Reactive Intrusion
Detection System AIRIDS merupakan suatu metode kemanan jaringan yang bertujuan
untuk membentuk suatu arsitektur sistem keamanan yang terintegrasi antara
Intrusion Detection System (IDS),Firewall System, Database System dan Monitoring
System. komponen-komponen / modul AIRIDS berupa :
1.
Intrusion detection system (IDS)
a.
Sensor modul
b.
Analyzer modul
2.
Database system
3.
Monitoring system
4.
Firewall system
5.
SMS system (optional)