Rabu, 13 Januari 2010

Problematika Hidup dan Kiat Menghadapinya

Prolematika Hidup dan Kiat Menghadapinya.

Suatu hal yang pasti dan tidak luput dari keseharian kita adalah yang disebut masalah atau persoalan hidup, dimana pun, kapan pun, apa pun, dn dengan siapa pun, semuanya adalah potensi masalah. Namun andai kata kita cermati dengan seksama ternyata dengan persoalan yang persis sama, sikap orang pun berbeda-beda, ada yang begitu panik, goyah, kalut, stress tapi ada pula yang menghadapinya dengan begitu mantap, tenang atau bahkan malah menikmatinya. Berarti masalah atau persoalan yang sesungguhnya bukan terletak pada persoalannya melainkan pada sikap terhadap persoalan tersebut. Oleh karena itu, siapa pun yang ingin menikmati hidup ini dengan baik, benar, indah, dan bahagia adalah mutlak harus terus-menerus meningkatkan ilmu dan ketrampilan dirinya dalam menghadapi aneka persoalan yang pasti akan terus meningkat kuantitas dan kualitasnya seiring dengan pertambahan umur, tuntutan, harapan, kebutuhan, cita-cita dan tanggung jawab.
Kelalaian kita untuk menyadari pentingnya bersungguh-sunguh mencari ilmu tentang cara menghadapi hidup, kemudian kemalasan kita dalam melatih dan mengevaluasi ketrampilan dalam menghaapi persoalan hidup, berarti akan membuat hidup ini hanya perpindahan kesengsaraan, penderitaan, kepahitan, dan tentu saja kehinaan yang bertubi-tubi.
Kenyataan Hidup Yang Tidak Sesuai Harapan Dapat Diatasi Dengan Hal Berikut :
1. “Siap”.
Siap apa ? yaitu siap menghadapi yang cocok dengan yang diinginkan dan siap menghadapi yang tidak cocok dengan keinginan. Kita memang diharuskn memiliki cita-cita, rencana yang benar, dan wajar dalam hidup ini. Bahkan kita sangat dianjurkan untuk gigih berihktiar mencapai apa pun yang terbaik bagi dunia dan akhirat, semaksimal kemampuan yang Allah berikan kepada kita.
Namun bersamaan dengan itu, kita pun harus sadar bahwa kita hanyalah makhluk yang memiliki banyak keterbatasan untuk mengetahui segala hal yang tidak terjangkau oleh daya nalar dan kemampuan kita.
Dalam hidup ini, ternyata sering kali atau bahkan lebih sering terjadi sesuatu yang tidak terjangkau kita, yang di luar dugaan dan di luar kemampuan kita untuk mencegahnya. Andaikata kita, selalu terbenam dalam tindakan yang salah menyikapinya, kekecewaan, penyesalan, keluh kesah, kedongkolan dengan hati yng galau. Sunguh rugi, padahal hidup ini hanya satu kali dan kejadian yang tak terduga pun pasti akan terjadi lagi.
Ketahuilah kita punya rencana, Allah pun punya rencana. Dan, yang pasti terjadi adalah apa yang menjadi rencana Allah. Yang lebih lucu serta menarik, yaitu kita sering marah dan keewa dengan suatu kejadian, namun setelah waktu berlalu ternyata “kejadian” tersebut begitu menguntungkan, membawa hikmah yang sangat besar dan sangat bermanfaat, jauh lebih baik dari apa yang diharapakan sebelumnya. Oleh karena itu, bulatkan tekad, sempurnakan ikhtiar, namun harus tetap menyerahkan segala keputusan dan kejadian terbaik kepada Allah. Siapkan mental kita untuk menerima apa pun yang terbaik menurut ilmu Allah.

2. “Ridha”
Siap menghadapi apa pun yang akan terjadi. Apabila terjadi, satu-satunya langkah awal yang harus dilakukan adalah mengolah hati kita agar ridha/rela akan kenyataan yang ada. Walaupun dongkol, uring-uringan, dan kecewa berat tetap saja kejadian itu sudah terjadi. Pendek kata, ridho atau tidak, kejadian itu tetap sudah terjadi. Maka lebih baik hati kita ridha saja menerimanya. Ridha atau rela terhadap suatu kejadian bukan berarti pasrah total sehingga tidak bertindak apa pun. Itu adalah pengertian yang keliru. Pasrah/ridha hanya amalan hati kita menerima kenyataan yang ada, tetapi pikiran dan tubuh wajib ikhtiar untuk memperbaiki kenyataan dengan cara yang diridhai Allah. Kondisi hati yang tenang atau ridha ini sangat membantu proses ikhtiar menjadi positif, optimal, dan bermutu.
Orang yang stress adalah orang yang tidak memiliki kesiapan mental untuk menerima kenyataan yang ada. Selalu saja pikiran-nya tidak realistis, tidak sesuai dengan kenyataan, sibuk menyesali dan mengandai-andai sesuatu yang sudah tidak ada atau tidak mungkin terjadi. Sungguh suatu kesengsaraan yang dibuat sendiri.
Hidup ini terdiri dari berbagai episode yang tidak monoton. Ini adalah kenyataan hidup, kenanglah perjalanan hidup kita yang lalu dan kita harus benar-benar arif menyikapi setiap episode dengan lapang dada, kepala dingin, dan hati yang ikhlas. Jangan selimuti diri dengan keluh kesah karena semua itu tidak menyelesaikan masalah, bahkan bisa terjadi memperparah masalah.

Jagalah Hati Jangan Kau Kotori, Jagalah Hati Lentera Hidup Ini
Jagalah Hati Jangan Ku Nodai, Jagalah Hati Cahaya Illahi

Bila Hati Kian Bersih, Pikiran Akan Jernih
Semangat Hidup Nan Gigih, Prestasi Mudah Diraih.
Namun Bila Hati Keruh, Hati Selalu Gemuruh
Seakan Dikejar Musuh, Dengan Allah Kian Jauh.

Bila Hati Kian Suci, Tak Ada Yang Menyakiti
Pribadi Menawan Hati, Ciri Mukmin Sejati.
Tapi Bila Hati Busuk, Pikiran Jahat Merasuk
Akhlak Kian Terpuruk, Jadi Makhluk Yang Terkutuk

Bila Hati Kian Lapang, Hidup Sempit Terasa Senang
Walau Kesulitan Datang, Dihadapi Dengan Tenang
Tapi Bila Hati Sempit, Segalanya Terasa Rumit.
Seakan Terus Terimpit, Lahir Batin Terasa Sakit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar